buku sejarah indonesia

Monday, July 25, 2005

manajemen gorontalo

Inovasi dalam Pengelolaan Pemerintah Daerah
Pemerintahan yang baik (good governance) adalah pemerintah yang responsif dalam upaya memecahkan ragam masalah yang dihadapi masyarakatnya. Apa saja masalah yang muncul, dengan segera dan sigap akan ditanganinya. Di sini pemerintah bertindak sebagai pemecah masalah (problem solver), bahkan yang kerap dilakukannya adalah usaha-usaha preventif, yakni mencegah dan menghindarkan kemungkinan munculnya masalah. Inovasi dan kreativitas sangat dibutuhkan agar pemerintah itu mampu menjadi responsif terutama dalam meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan dasar dan kesempatan berusaha bagi masyarakat.
Ada perbedaan yang fundamental mengelola sektor publik dengan sektor swasta. Sektor swasta cenderung dan selalu berorientasi keuntungan sedangkan sektor publik lebih menekankan pada pemberian pelayanan yang menjamin keadilan. Ciri yang menonjol dalam pelayanan publik adalah one to all tanpa memperhatikan dinamika keinginan konsumen yang dilayani. Sedangkan sektor swasta cenderung untuk memberikan pelayanan terbaik agar mampu berlaba.
Saya sebagai orang yang sebelum memegang jabatan publik adalah orang swasta tulen sempat kaget melihat praktek manajemen sektor publick. Saya melihat bahwa penyelenggaraan manajemen pemerintahan daerah tidak inovatif penyelenggaraan pelayanan dasar dijalankan apa adanya upaya-upaya untuk memberikan kesempatan berusaha masyarakat tidak difasilitasi melalui kebijakan yang proaktif.
Penataan kelembagaanSatu tahun saya menjabat gubernur di Gorontalo saya melakukan penataan manajemen pemerintahan darah. Aspek kelembagaan, kepegawaian, keuangan dan proses pengembangan ekonomi daerah merupakan prioritas penataan agar pemerintah daerah Gorontalo memiliki watak kewirausahaan. Dalam kelembagaan, prinsip efektivitas, efesiensi dan penajaman fungsi perangkat daerah adalah merupakan dasar pertimbangan utama untuk membenahi unit-unit pemerintah daerah agar berkinerja baik supaya mampu menghasilkan pelayanan publik yang sesuai dengan harapan masyarakaat. Inovasi kelembagaan yang dilakukan antara lain melalui capacity building dan perubahan orientasi mindset dari birokratik ke entrepreneur. Lembaga-lembaga yang menangani keuangan, kepegawaian, dan kesehatan ditata ulang agar kinerjanya lebih baik, karena fungsi keuangan dan fungsi kepegawaian itu merupakan inti dari kapasitas manajemen pemeriantah daerah.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam perspektif inovasi kelembagaan adalah, pertama, memindahkan Biro Keuangan yang sebelumnya berada di bawah Sekretariat Daerah menjadi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) yang merupakan penggabungan antara Biro Keuangan dengan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Kepala BPKD ini dalam organiasi pemeriantah daerah berfungsi sebagai Chief Financial Officer yang bertanggung jawab terhadap kinerja keuangan daerah. Kedua, mengubah Biro Kepegawaian Daerah menjadi Badan Kepegawaian Daerah/Diklat Daerah. Sejalan dengan garis kebijakan pemerintah provinsi yang mengutamakan pada peningkatan kualitas SDM maka diperlukan suatu institusi yang mampu mengembangkan potensi SDM daerah agar berkinerja maksimal. Badan Kepegawaian Daerah ini didedikasikan sebagai lembaga yang mampu memfasilitasi potensi dan kreativitas pegawai daerah untuk berkinerja maksimal.
Ketiga, pembentukan Badan Pelaksana Kesehatan Mandiri (Bapelkesman). Masalah kesehatan terutama di kawasan Timur Indonesia sangat pelik, pada satu sisi kekurangan tenaga medis, persebaran penduduk yang tidak merata dan kemampuan ekonomi masyarakat yang masih terbatas. Pada sisi lain ,jaminan kesehatan untuk rakyat miskin masih belum terbentuk. Melalui hasil studi dan kerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya dibuat kerja sama yang merupakan terobosan pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh seluruh rakyat miskin di Gorontalo dengan memanfaatkan potensi masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih baik.
Keempat, pembentukan atau mengembangkan lebaga pendidikan unggulan berbasis keunggulan kawasan. Di Indonesia pada umumnya pendidikan dikembangkan hampir seragam tanpa memperhatikan keunikan dan potensi daerah. Gorontalo mengambil inisiatif mengembangkan pendidikan yang berbasis pada keunggulan kawasan. Pola pengembangan ilmiah pokok di Gorontalo berbasis pada bidang pertanian dan perikanan. Dengan demikian diharapkan nantinya lulusan sekolah-sekolah di Gorontalo sangat mengenali potensi yang dimiliki daerahnya dan mampu memanfaatkan kesempatan yang berkembang di daerah.
Kelima, Pemda selain menjalankan otonomi juga mendapatkan tugas perbantuan dari pemerintah nasional. Dalam waktu dua tahun Pemprov Gorontalo telah memfasilitasi pembentukan instansi vertikal yakni: Kepolisian Daerah, Kejaksaan Tinggi, Kanwil Kehakiman/HAM, Kanwil Agama, Kanwil Anggaran Departemen Keuangan, Kanwil Badan Pertanahan Nasional, Kanwil BPS, Kantor Imigrasi. Saat ini sedang dipersiapkan adalah Pos Pangkalan Angkatan Laut (sudah beroperasi) ini penting untuk menjaga keamanan laut di wilayah Gorontalo dari pencurian ikan.Keenam, implementasi zero red tape yaitu meniadakan hambatan birokrasi.
Saya juga melakukan pembenahan kepegawaian. Dalam bidang manajemen kepegawaian, konsep pengembangan pegawai diarahkan agar pegawai itu inovatif, mampu bekerja secara team work, dapat dipercaya, mampu bekerja cepat dan akurat serta dapat menciptakan kemakmuran daerah. Untuk itu Pemprov Gorontalo mengembangkan nilai-nilai kerja yang mengutamakan pada: inovasi, team work, trustworthiness, prosperity, dan speed.
Manajemen Keuangan Daerah adalah unsur yang sangat vital dalam membentuk kapasitas manajemen pemerintah daerah. Penyempurnaan system pengelolaan keuangan daerah menjadi prioritas utama agar sistem tersebut menjamin terwujudnya akuntabilitas publik. Upaya yang dilakukan saat ini adalah membuat neraca keuangan daerah. Gorontalo adalah salah satu daerah yang pertama membuat neraca keuangan daerah. Selain itu, ada penerapan tunjangan kinerja pegawai yang tidak berpengaruh terhadap penambahan anggaran pembiayaan dareah. Ini adalah penerapan prinsip performance pays.
Pertanian dan kelautanUntuk pengembangan ekonomi daerah, Gorontalo adalah daerah yang tidak dikaruniai Tuhan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dan bukan daerah industri yang sudah maju. Oleh karena itu, perlu ada inovasi untuk membangkitkan potensi ekonomi daerah menjadi sesuatu yang nyata. Kekuatan ekonomi Gorontalo terletak pada dua sektor yaitu pertanian dan perikanan. Pengembangan pertanian difokuskan pada budi daya Jagung karena merupakan tanaman yang secara tradisional sudah dikenal dan dibudidayakan. Maize economy adalah inovasi yang dilakukan oleh pemeirintah Gorontalo. Melalui maize economy dibangun interlinkage antara sector hulu dan hilir untuk mengembangkan nilai tambah komoditas jagung.
Pengembangan ekonomi jagung melibatkan local manager yaitu para camat sebagai gugus terdepan pelaksana kegiatan ekonomi jagung sehingga pemerintah dapat dengan cepat dan akurat memperoleh umpan balik tentang kondisi lapangan. Dalam waktu satu tahun terjadi peningkatan produksi jagung yang sangat signifikan. Jagung Gorontalo telah disekspor ke Malaysia dan Singapura. Belakangan ini Korea sangat menginginkan jagung Gorontalo. Di kawasan persawahan sekitar Bandara Jalaludin Gorontalo, perusahaan Korea membuat contoh budidaya jagung modern dalam rangka berpartisipasi dalam Gorontalo Maize Economy.
Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan diimplementasikan melalui program ''Etalase Kelautan'' yang diarahkan sebagai wahana transformasi masyrakat nelayan dan pesisir, dari nelayan tradisional menuju nelayan modern yang berorientasi komersil. Melalui penetapan harga dasar ikan, dan fasilitas pendingin moveable serta dukungan perbengkelan telah memberikan pengaruh yang signifikan bagi peningkatan produksi ikan tangkap di Gorontalo. Kemajuan sektor pertanian dan perikanan ini tidak dapat dilepaskan dari pengembangan sumber daya di kedua sektor tersebut terutama peningkatan kualitas, kapasitas, dan kapabilitas pelaku ekonomi di dua sektor tersebut yaitu nelayan dan petani. Pengembangan pertanian, perikanan, dan sumber daya manusia telah menjadi engine of growth ekonomi Gorontalo.
Mesin pertumbuhan ekonomi Gorontalo telah berkontribusi signifikan dalam menumbuhkan perikonomian Gorontalo. Ini dapat dilihat pada pertumbuhan ekonomi provinsi ini yang meningkat. Berdasarkan data BPS Gorontalo, pertumbuhan ekonomi pada 2000 sekitar 4,89 persen. Pada 2001 meningkat menjadi 5,38 persen, 6,42 persen pada 2002, 6,85 persen pada 2003, dan pada 2004 menjadi 7,3 persen.
Pengalaman kami yang berkecimpung di sektor swasata dan kemudian merambah ke sektor publik ada pelajaran yang dapat dipetik. Program-program untuk meningkatkan ekonomi daerah dan memberikan kesempatan berusaha pada masyarakat adalah program-program yang fokus dan tailor made yang disesuaikan dengan potensi, kondisi, dan kemampuan daerah serta masyarakat. Eksperimen Gorontalo dengan dua komoditas yaitu jagung dan ikan telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu bagi daerah-daerah yang sedang berkembang perlu fokus dalam menata ekonomi daerahnya terutama dalam memilih engine of growth.(Fadel Muhammad Gubernur Gorontalo )